SEORANG murid taman kanak-kanak meluncur dari perosotan air setinggi 2 meter. “Byur..!” Ketika tercebur ke kolam renang, dia berteriak ceria dan tertawa lepas. Dari pinggir kolam, para orang tua menyalakan kamera gawai untuk mengabadikan tingkah lucu anak-anak. Cuaca siang itu cukup cerah, sehingga suasana di Kolam Renang dan Taman Wisata Paggora semakin menggembirakan.
Destinasi yang terletak di Kelurahan Banjaran, Kota Kediri, Jawa Timur ini hampir setiap hari ramai pengunjung. Mulai dari rombongan anak-anak sekolah, dewasa, maupun keluarga. Sejak dibuka pada 14 Juli 1961, wisata seluas 7,6 hektar itu tak pernah kehilangan daya tarik.
Dalam sebulan, rata-rata Wisata Paggora dikunjungi 7000 orang. Jumlahnya naik signifikan ketika weekend, libur lebaran, dan tahun baru. Di momen-momen itu, total pengunjung mencapai 1000 perhari.
“Awalnya tempat ini dibangun bukan sebagai wisata, namun tempat berolahraga,” kata Priyo Prasojo Sekretaris Yayasan Paggora, Rabu, 20 Desember 2023.
Pria 63 tahun itu menjelaskan, usai kemerdekaan, di Kota Kediri belum ada tempat yang khusus digunakan untuk olahraga. Misi pendirian itu tampak dari nama PAGGORA yang merupakan singkatan dari Panitia Gotongroyong Gedung Olah Raga. Pada 1961, fasilitas yang dibangun awalnya berupa lapangan basket, voli, dan kolam renang olimpik atau untuk kejuaraan.
Tokoh yang menginisiasi Paggora yaitu Mayjen TNI Soekertijo dan Mayjen TNI Mistar Tjokrokoesoemo. Pembangunan fasilitas olahraga ini mendapat bantuan dari Gudang Garam serta gotong royong masyarakat Kediri. Kala itu, batu batanya diambil dari Kelurahan Betet, diangkut menggunakan kereta lori.
Proses gotong-royong warga Kediri membangun Paggora diabadikan lewat lukisan yang tertempel di dinding kantor pusat informasi. Dari lukisan itu, tampak bagaimana aktivitas pembangunan pada tahun 1963. Dalam perjalannya, Yayasan Paggora juga menaungi bidang pendidikan dan sosial lewat berdirinya SMA dan SMK Brawijaya Kediri serta KB Permata Pagora.
“Paggora kemudian dikembangkan menjadi wisata pada 1979 hingga sekarang,” ujar Priyo.
Menurutnya, Wisata Paggora bisa eksis selama 62 tahun karena letaknya strategis. Berada di pusat kota, serta menawarkan banyak fasilitas dan wahana. Selain kolam renang, terdapat berbagai permainan seperti perahu bebek, komedi putar, kebun binatang, dan becak mini. Belakangan wahana ditambah dengan istana balon, wahana outbound, taman bermain, dan terapi ikan.
Saat weekend, pengelola menggelar acara musik seperti orkes dangdut maupun kesenian tradisional. Pengunjung juga bisa menikmati fasilitas seperti masjid, kamar mandi, dan kesehatan yang semua gratis. Dulu pernah ada kolam pemancingan namun sudah ditutup sejak 20 tahun lalu.
“Di sini banyak wahana bermain, dan tiketnya terjangkau,” kata Muslihah, guru TK Dharma Wanita Candra Purnamasari Bandar Lor.
Dia menambahkan, anak didiknya senang berkunjung ke Paggora karena tempatnya luas. Sehingga, mereka bisa bebas bermain. Tempatnya juga sejuk karena dikelilingi pepohonan. Para murid juga suka diajak ke kebun binatang mini. Koleksi satwanya cukup banyak, mulai dari burung cendrawasih, buaya, ayam tibet, owa, burung nuri kepala hitam, kasuari, ular, dan elang.
Wisata ini beroparasi dari jam 6 pagi hingga jam 4 sore. Harga tiket masuk untuk dewasa 17 ribu rupiah dan anak-anak 13 ribu rupiah. Jika yang berkunjung rombongan sekolah, tiket mendapat potongan harga.
Kini, di Yayasan Paggora terdapat 45 petugas di bagian lapangan. Sedangkan untuk administrasi, pengurusnya adalah 5 orang dari purnawirawan TNI.
“Demi keamanan, setiap wahana ada penjaga atau instruktur, termasuk di kolam renang,” kata Sandy Satria, Kabid Hiburan dan Humas Paggora.
Sandy menjelaskan, Wisata Paggora sekarang tengah mempersiapkan momen tahun baru. Pengelola berencana membuka 15 stand tambahan, termasuk lapak-lapak kuliner. Selain itu, pengunjung juga bisa menyewa tempat khusus, jika hendak mengadakan reuni di akhir tahun. (Moh. Yusro Safi’udin)
Discussion about this post