SEBAGAI negara dengan masyarakat plural, diskriminasi kaum minoritas masih kerap terjadi di Indonesia. Misalnya, para penghayat kepercayaan yang kesulitan mengakses fasilitas negara karena penyebutan agama di kolom KTP. Pembatasan hak-hak ini juga menerpa masyarakat marginal seperti disabilitas, etnis, ras, gender, dan budaya.
“Diskriminasi pada kelompok minoritas masih belum banyak diberitakan media,” kata Ika Ningtyas, Sekretaris Jenderal Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia.
Menurutnya, kaum minoritas memiliki hak yang sama untuk diberitakan. Hal ini harus disadari oleh media sebagai penyalur informasi. Berita yang harus disajikan tak hanya harus berimbang, tapi perlu memberikan sikap, sehingga bisa mengubah kebijakan pada kelompok minoritas yang terpinggirkan.
Pentingnya menyuarakan isu minoritas itu dibahas mendalam pada Workshop Jurnalistik Indepth Reporting dengan tema “Meliput Kelompok Minoritas”. Digelar pada Sabtu, 03 Februari 2024, acara ini terselenggara berkat kerjasama Jayabaya Institute dari Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kediri dan Universitas Nusantara PGRI Kediri.
”Workshop ini digelar untuk membekali jurnalis agar menghasilkan liputan berkualitas,“ kata Danu Sukendro, Ketua AJI Kediri.
Acara tersebut diikuti 35 peserta dari unsur mahasiswa, jurnalis, dan aktivis pers mahasiswa. Selama hampir 4 jam, peserta diajak berdiskusi oleh tiga narasumber yaitu Dr. Andri Pitoyo (Dosen dan Penjamin Mutu Prodi PBSI UNP Kediri), Ika Ningtyas (Sekretaris Jenderal AJI Indonesia dan Cek Fakta Tempo.co), serta Dwidjo U. Maksum (Pemimpin Redaksi Kediripedia.com dan Penguji Uji Kompetensi Jurnalis Dewan Pers).
Ketiga narasumber itu secara bergantian memaparkan materi. Mulai dari hal mendasar seperti identifikasi kelompok minoritas, hingga proses penggalian data, riset, dan menyusun tulisan mendalam (indepth reporting).
“Ketika meliput isu minoritas, jurnalis tidak harus netral karena dibutuhkan perspektif dan pembelaan,” kata Dwidjo U. Maksum.
Lebih lanjut dia menjelaskan, jurnalis harus mampu menyuarakan hak-hak kaum minoritas, serta mengadvokasikan kepentingannya. Dalam hal ini, penting mengetahui strategi penulisan dan penentuan angle liputan. Sebab, menulis indepth reporting cukup menantang karena laporannya cenderung panjang dan kompleks. Sedangkan masyarakat sekarang lebih menyukai informasi yang ringkas.
Di akhir sesi, peserta diminta mengajukan ide liputan kelompok minoritas. Puluhan usulan itu selanjutnya diseleksi, dan peserta terpilih akan mendapatkan fellowship atau dana liputan. AJI Kediri rencananya mengkompilasi laporan indepth reporting yang sudah jadi menjadi sebuah buku. (Moh. Yusro Safi’udin)
Discussion about this post