Pengantar Redaksi:
Dalam kurun waktu 1983 hingga 1985, puluhan gadis belia di Kediri diculik dan diperkosa. Rentetan kasus yang bermunculan selama 3 tahun itu ditengarai ulah sosok yang kelak dijuluki “Sumo Bawuk”. Kediripedia.com tergerak untuk menggali kembali peristiwa Sumo Bawuk. Sudah empat puluh tahun kisah itu berlalu, namun teror menakutkan ini masih melekat di ingatan masyarakat Kediri. Siapa dia sebenarnya? Apakah dia mitos, urban legend, atau malah alat propaganda pemerintah Orde Baru, akan terjawab pada penelusuran serta reportase mendalam yang kami lakukan.
RUMAH Sumo Salidi hampir setiap hari tak pernah sepi. Di teras depan, dia membuka warung yang menjual makanan dan kopi. Meski begitu, tetangga sekitar menganggap Sumo orang sakti. Jika ada hajatan seperti pernikahan maupun kegiatan bersih desa, dia kerap dimintai warga menentukan hari baik. Saat di desa diselenggarakan pemilihan lurah, Sumo selalu bisa menebak siapa calon yang terpilih.
“Banyak tamu dari luar desa yang juga berkunjung ke rumah mbah Sumo,” kata Selo, cucu keponakan Sumo kepada Kediripedia.
Menurut pria 65 tahun ini, hunian itu juga digunakan untuk belajar ilmu kanuragan atau bela diri. Murid-muridnya kebanyakan para pemuda yang berasal dari kampung-kampung di sekitar Desa Bedug. Di hari-hari tertentu, mereka memperdalam ilmu kekebalan tubuh.
Ketika Sumo ditangkap kepolisian pada Kamis, 15 November 1984, lingkungan Desa Bedug mendadak gempar. Warga tak menyangka kakek yang dikenal pendiam itu terseret kasus pemerkosaan. Saat peristiwa teror pemerkosaan itu menyeruak, Sumo sudah berusia 80 tahun lebih. Tubuhnya tampak kurus kering, sedikit bungkuk.
“Seingat saya, mbah Sumo dibawa polisi sekitar jam 3 pagi,” kata Selo.
Takmir Masjid Al-Huda Desa Bedug ini menambahkan, tidak ada suara gaduh maupun sirine polisi saat Sumo digerebek. Pada pagi harinya, barulah warga ramai membicarakan penangkapan itu. Sumo digelandang ke Polres Pare, Kabupaten Kediri dan dijebloskan ke sel tikus: penjara yang hanya seukuran tubuh manusia.
Kepolisian menetapkan Sumo sebagai tersangka dari keterangan pelaku pemerkosaan yang diciduk beberapa hari sebelumnya. Paryono dan Widji, dua orang yang mengaku murid Sumo itu tertangkap basah ketika hendak memperkosa gadis kelas 3 SD di Gurah, Kabupaten Kediri. Mereka menggiring korban ke kebun, namun beruntung korban berteriak sehingga warga sekitar berhasil menggagalkan aksi rudapaksa.
Sumadji, pria yang ditengarai sebagai murid Sumo juga diciduk. Sehingga, total pengikut yang ditangkap berjumlah 3 orang. Saat diinterogasi polisi, mereka mengatakan bahwa pemerkosaan anak itu dilakukan atas perintah gurunya.
Sumo mendekam di sel tikus selama 3 bulan. Saat kasusnya diproses di pengadilan, dia selalu menyangkal bahwa menyuruh muridnya memperkosa gadis belia.
Meski Sumo menepis semua tuduhan, majelis hakim tetap mengganjarnya dengan hukuman 3,5 tahun penjara. Dari penjara Polres Pare, Sumo dipindahkan ke Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kediri di Jaksa Agung Suprapto Mojoroto, Kota Kediri. (Dimas Eka Wijaya) Bersambung~~~
Tulisan Serial Sumo Bawuk:
Serial Sumo Bawuk 1: Mengungkap Kembali Tragedi Pemerkosaan Anak Secara Massal di Kediri
Serial Sumo Bawuk 3: Para Murid Sumo Bawuk Mengaku Dipenjara Tanpa Pernah Memperkosa
Serial Sumo Bawuk 4: Sumo Bawuk Dianggap Kambing Hitam Kasus Perkosaan Massal
Serial Sumo Bawuk 5: Stigma Negatif Sumo Bawuk Menyandera Warga Sekitar Hingga Kini
Serial Sumo Bawuk 5: Stigma Negatif Sumo Bawuk Menyandera Warga Sekitar Hingga Kini
Discussion about this post